GenPI.co Sultra - Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir beserta istri Sri Lestari Sulkarnain kompak mengenakan baju adat khas suku Tolaki Sulawesi Tenggara (Sultra).
Keduanya tampak semakin harmonis dengan busana senada yang dikenakan saat menghadiri Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-191 Kendari, Senin (9/5), di Kantor Wali Kota.
Diketahui, busana yang dikenakan Sulkarnain itu disebut Babu Nggawi Langgai yang merupakan pakaian adat untuk pengantin lelaki.
Sementara pakaian adat untuk pengantin wanita disebut Babu Nggawi, dikenakan Sri Lestari Sulkarnain.
Tampak kedua jenis busana adat yang dipakai mereka berdua didominasi warna oranye dan emas.
Adapun pakaian adat yang dipakai Sulkarnain terdiri atas baju lengan panjang serta celana panjang yang dilengkapi manik berwarna emas.
Selain itu, dia juga mengenakan penutup kepala berbentuk kerucut yang warnanya senada dengan busana yang dia pakai.
Selanjutnya, pakaian adat yang dikenakan Sri Lestari terdiri atas baju lengan panjang dan dipadukan dengan rok panjang bermotif kotak.
Ketua TP PKK Kendari ini tampil maksimal dengan aksesoris yang dikenakan di atas hijabnya.
”Sebenarnya dari atas sampai bawah ini punya makna, ya, seperti manik yang berwarna emas ini berarti kesejahteraan,” ujar Sri.
Di tempat yang sama, Sulkarnain mengungkapkan alasan menggunakan pakaian adat sebagai dress code pada acara HUT Kendari.
”Ini menggambarkan bahwa kita tetap mempertahankan jati diri dan siap menerima perubahan di masa depan,” pungkasnya.
Perlu diketahui, seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kendari memakai pakaian adat khas Sultra, antara lain; adat Tolaki, Buton, Muna, dan Morenene.
Bahkan, beberapa di antara mereka ada pula yang mengenakan pakaian adat Bugis dan Madura.