Cara BRI Memperkuat Komitmen Atasi Perubahan Iklim Jempolan

05 Juni 2022 19:41

GenPI.co Sultra - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI turut berkontribusi mengatasi perubahan iklim yang sejalan dengan Hari Lingkungan Hidup Dunia pada 5 Juni 2022.

Salah satu tujuannya ialah menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Perseroan memanfaatkan perkembangan teknologi digital sehingga bisa mengurangi potensi emisi korban dan penggunaan sumber daya alam.

BACA JUGA:  BRI Gandeng Traveloka, Hadirkan Fitur Travel di Aplikasi BRImo

Inovasi BRI sejalan dengan isu lingkungan dan perubahan iklim yang menjadi salah satu agenda prioritas G20 Indonesia 2022.

Komitmen tersebut sejalan dengan implementasi environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola) atau ESG.  Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto menjelaskan pihaknya menyadari perubahan iklim memiliki dampak signifikan.

BACA JUGA:  Peringati Hari Kartini 2022, BRI Group Apresiasi 7 Ribu Perempuan

Menurut dia, hal itu secara tidak langsung memengaruhi perekonomian nasional, kemudian berdampak pada kinerja perbankan.

Dalam upayanya mengatasi dampak perubahan iklim, BRI terus meningkatkan pembiayaan pada sektor-sektor berkelanjutan.

BACA JUGA:  Cetak Insan BRILiaN Andal dan Unggul, BRI Buka Program BFLP

Hingga kuartal pertama 2022, penyaluran kredit ke sektor hijau (green sector) mencapai Rp 639,9 triliun atau tumbuh 13,4 persen secara year on year (YoY).

Pembiayaan tersebut didominasi sektor UMKM sebesar Rp 568,4 triliun. Sebanyak Rp 45,2 triliun ke sektor pengelolaan sumber daya alam dan penggunaan lahan berkelanjutan, Rp14,6 triliun ke sektor clean transportation.

Sebanyak Rp 2,1 triliun kepada sektor green building dan Rp 6,3 triliun ke sektor yang terkait renewable energy.

Penyaluran pembiayaan ke green sector tersebut juga ditopang aksi korporasi perseroan, yakni penerbitan sustainability bond senilai USD 500 juta pada 2019 lalu.

Dana yang dihimpun perseroan tercatat telah digunakan untuk aktivitas sosial sebesar 69 persen dan green projects sebesar 31 persen.

“Risiko perubahan iklim bisa memengaruhi kegiatan operasional nasabah pinjaman perbankan dan performa ekonomi mereka yang pada akhirnya memengaruhi kemampuan mereka untuk membayar pinjaman yang telah diberikan oleh bank,” kata Solichin.

Oleh sebab itu, imbuh dia, sangat penting bagi BRI menganalisis risiko perubahan iklim yang dihadapi calon nasabah pinjaman untuk mempertimbangkan dampak yang akan dihadapi oleh perusahaan pada pinjaman yang diberikan.

Pembiayaan berkelanjutan tersebut juga ditopang operasional layanan BRI yang dalam hal penetrasi digital telah cukup tinggi.

Sebagai contoh, implementasi BRISPOT yang menjadi solusi penyaluran kredit secara digital serta dapat mengurangi penggunaan kertas.

Di samping itu, adanya digital banking Super Apps BRImo yang menyediakan lebih dari 100 layanan dalam satu aplikasi saja makin membuat transaksi menjadi lebih ramah lingkungan.

Adapun potensi pengurangan emisi dari digitalisasi di BRI bisa mencapai 1.233 KgCO2.

“Era digital memberikan berbagai peluang bagi perusahaan. Produk dan jasa yang berbasis digital menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, digitalisasi berpotensi mendukung penurunan emisi dan penghematan sumber daya,” tutur Solichin. (*)

 

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co SULTRA