GenPI.co Sultra - Pria kelahiran Kota Raha, Sulawesi Tenggara (Sultra) Syarif, kini banting setir menjadi seorang pengusaha.
Awalnya, Syarif merupakan seorang konsultan industri Sultra yang ditugaskan di wilayah timur Indonesia.
Belum sempat terbang ke daerah tersebut, dia memutuskan untuk resign dan membangun coffee shop pada 2019.
Kedai kopi tersebut diberi nama Kopi +62 yang berlokasi di Jalan Martandu, Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu, Kendari, Sultra.
Alasan Syarif terjun ke dunia perkafean berawal dari dirinya yang melihat peluang bisnis tersebut masa depan yang menjanjikan.
”Saya lihat bisnis ini akan memiliki peluang yang bagus, jadi saya coba deh bikin coffee shop dengan modal saya waktu itu sekitar Rp350 juta,” kata dia.
Syarif mengungkapkan, animo masyarakat pada awal berdirinya Kopi +62 sangat bagus.
”Di luar ekspektasi, bahkan income per hari lumayan gitu, lho,” sebutnya.
Namun siapa sangka, perjalanan bisnisnya tidak selalu mulus.
Apalagi di awal tahun 2020, imbuh dia, terjadi pandemi Covid-19 yang membuat coffee shop miliknya hampir gulung tikar.
”Saya hampir putus asa juga, cuman dengan biaya yang sudah saya keluarkan itu, saya belum dapat apa-apa, jadi saya paksa buka aja,” jelas Syarif.
Berkat semangat dan kegigihannya itulah, bisnis coffee shop-nya kini mulai membaik.
”Sekarang lumayan mulai membaik lagi, saya mikirnya yang penting karyawan saya kerja, dapat insentif, dan produktivitas di sini terpenuhi, ya, udah,” tuturnya.
Syarif mengaku, omzet Kopi +62 sebelum Covid-19 mencapai Rp15 juta sampai Rp20 juta per bulan.
”Itu sebelum Covid-19, pas Covid-19 saya tutup total, nanti omzetnya mulai bagus, ya, sekarang ini Rp10 juta sampai Rp12 juta per bulan,” ucapnya.