GenPI.co Sultra - Batuk merupakan penyakit yang sering dialami para jemaah haji di tanah suci Makkah. Jemaah haji asal Sultra diimbau waspada.
Masalah kesehatan tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Tenggara (Sultra) dokter Putu Agustin Kusumawati.
Dr Agustin kepada GenPI.co menjelaskan bahwa perubahan cuaca di tanah suci menjadi penyebab terjadinya gejala batuk.
”Biasanya karena perubahan cuaca, kalau siang panas sekali, malam dingin sekali,” jelasnya saat pelepasan jemaah haji Sultra, Senin (20/6).
Jemaah haji Sultra diimbau agar menjaga pola hidup yang baik dan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).
”Protokol kesehatan wajib dijaga, utamanya menggunakan masker,” imbaunya.
Menurutnya, meski tidak dalam pandemi Covid-19 pun, penyakit flu dan batuk bisa menyerang kapan saja.
Kendati demikian, dr Agustin mengaku jika Dinkes Sultra telah melakukan screening Covid-19 pada seluruh jemaah haji Sultra.
Hasilnya, tidak ada satu pun jemaah haji Sultra positif Covid-19.
”Kita pastikan aman, karena kan jangan sampai ada jemaah haji yang sampai di embarkasi kemudian positif Covid-19,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sultra Zainal Mustamin berharap. seluruh jemaah haji Sultra bisa sampai Makkah.
”Kita berharap semua hasil PCR negatif ketika dites di Embarkasi Makassar, sehingga tidak ada sif kosong atau gagal berangkat dari Sultra,” tutur Zainal.
Oleh sebab itu, dia meminta jemaah haji agar mulai membatasi diri dari kegiatan tertentu dan menjaga kesehatan.
Diketahui, total jemaah dan petugas haji Sultra sebanyak 931 orang dengan rincian 922 orang jemaah haji dan sembilan petugas haji.
Adapun jumlah kloter keberangkatan jemaah haji Sultra terbagi atas tiga, yaitu; kloter enam dan tujuh berangkat pada 23 Juni dan kloter delapan pada 24 Juni.