GenPI.co Sultra - BRI Group telah menetapkan langkah penguatan yang ditempuh dalam Transformasi BRIvolution 2.0.
Transformasi itu merupakan strategic response dari kondisi pandemi.
Di mana, rencana jangka panjang yang dituangkan pada BRIvolution 1.0 telah disesuaikan dengan situasi pasar terkini.
Sementara itu dalam BRIvolution 2.0, BRI Group menetapkan visi The Most Valuable Banking Group in South East Asia & Champion of Financial Inclusion pada 2025.
Langkah tersebut sekaligus mempertegas komitmen untuk mempertajam fokus menumbuhkembangkan sektor UMKM dengan sinergi bersama anak usaha atau secara BRI Group.
Direktur Utama BRI Sunarso menuturkan, pihaknya memiliki sumber pertumbuhan bisnis baru yang berkelanjutan.
”Maka dari itu, BRI akan terus konsisten melakukan perluasan fungsi anak usaha,” tuturnya.
Perluasan fungsi anak perusahaan dalam BRI Group itu dilakukan untuk diversifikasi income, spreading risk, dan memperkuat customer base BRI.
”BRI Group harus menjangkau masyarakat sebanyak mungkin, kemudian dengan proses bisnis yang kita digitalisasikan, biayanya bisa menjadi seefisien mungkin,” jelasnya.
Bank dengan jaringan terluas di Indonesia itu memberikan contoh dalam membentuk sumber pertumbuhan baru sebagai wujud komitmennya untuk go smaller.
Di antaranya melalui pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Menanggapi tantangan bisnis dari gejolak ekonomi global, Sunarso menyebut BRI jauh dari episentrum.
”Ini karena backbone bisnis BRI, yakni UMKM relatif tahan banting terhadap dampak dari konflik global tersebut,” terangnya.
Selain itu UMKM disebut sebagai tulang punggung pertumbuhan perekonomian Indonesia.
BRI sebagai lembaga keuangan pun mengambil peran dengan mengucurkan 83,27 persen dari total kredit kepada pelaku UMKM per kuartal II-2022.
”Pelaku usaha di Indonesia sebanyak 98,7 persen adalah skala UMKM,” pungkasnya. (*)