Ada Ancaman Resesi, BRI Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

17 Oktober 2022 23:30

GenPI.co Sultra - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia alias BRI (Persero) Tbk Sunarso menjelaskan pihaknya berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagaimana diketahui, saat ini dunia dihadapkan dengan ancaman resesi global.

Menurut Sunarso, pertumbuhan ekonomi dapat dicapai melalui fokus kepada driver pertumbuhan domestik dengan cara mendorong UMKM yang dapat mendorong penciptaan lapangan kerja.

BACA JUGA:  KUR Cair, Nasabah Berbagi Keuntungan Jadi Bagian BRI Menanam

“Di sinilah BRI yang core business-nya UMKM harus lebih berperan aktif, karena 97% lapangan pekerjaan di Indonesia berasal dari UMKM,” katanya pada acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2022.

BRI optimistis apabila kredit tetap tumbuh secara selektif, akan memberikan dampak positif terhadap ketahanan ekonomi nasional. “Dalam konteks ini saya tetap mengatakan tetap tumbuh, artinya apa? Upaya kita menekan inflasi itu penting, tetapi akan lebih baik lagi kalau kita bisa menekan inflasi dan tetap menumbuhkan perekonomian kita sehingga tidak terjadi stagflasi dan tidak terjadi tambahan unemployment,” urai Sunarso.

BACA JUGA:  Daur Ulang Sampah Terpadu, BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Bumi

Kendati demikian, menurutnya BRI masih optimistis dapat menjaga kinerja positif yang berkelanjutan.

“Maka, untuk tumbuh syaratnya ada tiga,” ujar Sunarso.

BACA JUGA:  Cuma 8 Bulan, Transaksi AgenBRILink Tembus Rp 855 Triliun

Pertama sumber pertumbuhannya jelas dan dipersiapkan untuk saat ini dan jangka panjang.

Sebagai sumber pertumbuhan baru, BRI sudah masuk ke segmen ultra mikro melalui Holding Ultra Mikro yang resmi hadir sejak September 2021 bersama PT Pegadaian PT Permodalan Nasional Madani (PNM) atas inisiasi Kementerian BUMN.

Kedua adanya kecukupan modal. Sunarso menyebut Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang dimiliki BRI mencapai 25%.

“Cukup untuk tumbuh selama 4 tahun ke depan, maka labanya berapa pun, tidak ada alasan untuk menahan laba menjadi modal. Jadi layak dibagikan, karena itu cukup,” kata Sunarso.

Ketiga adalah likuiditas. Saat ini, papar Sunarso, rasio LDR nasional berada di level 82%, tetapi masih terdapat tantangan dari sisi likuiditas.

Di sisi lain, untuk menghadapi situasi ekonomi yang melambat karena tantangan-tantangan yang akan dihadapi pihaknya pun telah memetakan kondisi melalui empat matriks yang manjadi dasar antisipasi atau mitigasi risiko.

Pertama, kondisi ekonomi pulih dengan inflasi naik dan kualitas pinjaman memburuk.

Strateginya adalah mempercepat proses write-offs agar recovery rate nya dapat lebih tinggi, serta mempertahankan coverage ratio yang besar.

“Untuk itu BRI menyediakan coverage ratio terhadap NPL yang mencapai 266%, angka tersebut lebih dari cukup. Maka jika terjadi pemburukan kondisi, maka BRI aman, dan nasabah juga aman. Pemantuan kualitas pinjaman yang intensif,” katanya.

Kedua kondisi ekonomi membaik dengan inflasi terkendali dibarengi kualitas kredit membaik. Maka langkah yang diambil adalah mempercepat proses write-offs supaya mendapat recovery rate yang lebih tinggi.

Namun menurunkan coverage ratio, mengurangi bantalan untuk tumbuh. Kemudian melakukan enhance risk-based pricing model untuk meningkatkan daya saing produk dan kemudian Loan Portofolio Guideline (LPG) yang dikendorkan sehingga kredit dipacu untuk tumbuh.

Ketiga, kondisi ekonomi tetap stagnan namun inflasi tetap terkendali dengan kualitas kredit membaik.

Strategi yang diambil adalah tumbuh secara selektif dengan melonggarkan sedikit Loan Portofolio Guideline (LPG) menjadi moderat.

Selain itu, juga mempertahankan coverage ratio yang tinggi untuk bantalan dan melakukan simulasi stress-test untuk memastikan bisnis BRI aman.

Keempat adalah kondisi yang paling buruk, ekonomi tetap stagnan dengan inflasi yang naik serta kualitas pinjaman memburuk.

“Maka strategi kami tumbuh secara terbatas, pengaturan Loan Portofolio Guideline (LPG) yang lebih ketat, mempertahankan coverage ratio yang tinggi dan simulasi-simulasi berbagai keadaan yang buruk itu selalu kita lakukan secara lebih ketat. Itulah 4 matriks kemungkinan kondisi ekonomi kedepan berserta skenario strategi dan mitigasi risiko untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan tersebut,” pungkasnya. (*)

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co SULTRA