GenPI.co Sultra - Salah satu korban selamat kapal tenggelam Muhammad Aruf di Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara menceritakan detik-detik insiden yang dialaminya.
Saat itu Aruf berada di posisi paling depan perahu tempel (katinting). Tiba-tiba, kapal miring dan air laut mulai masuk ke perahu.
Saat itu kapal penghubung Desa Lagili dan Desa Lanto di Kecamatan Mawasangka Timur mengangkut penumpang 40 orang lebih.
Dalam kondisi kapal oleng, Aruf spontan meloncat jauh dari kapal yang akan tenggelam.
Setelah meloncat, dia berenang bersama sepupunya untuk menyelamatkan diri dari kapal yang kemudian menewaskan 15 orang penumpang.
Dirinya berusaha menggandeng sepupunya berenang sejauh seratus meter untuk menuju ke daratan.
”Dan Alhamdulillah kami bisa selamat,” kata Arif di Mawasangka Timur, Buton Tengah, Selasa (25/7).
Aruf mengaku tidak mengetahui dengan persis penyebab kapal mulai kemasukan air laut, namun dirinya merasakan firasat kalau perahu akan tenggelam.
Sebelumnya, sedikitnya 15 penumpang meninggal dunia dan 19 lainnya hilang dalam kecelakaan kapal pada Senin, (24/7), dini hari.
Kapal penyeberangan antardesa tersebut tenggelam di Teluk Mawasangka Tengah. SAR gabungan sampai saat ini terus melakukan pencarian korban yang belum ditemukan. (ant)