GenPI.co Sultra - Tidak kurang dari 3.187 hektare persawahan di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara (Sultra) terdampak kemarau panjang.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka Timur pun terus berupaya mengatasi kekeringan ekstrem akibat kemarau panjang.
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan rapat koordinasi bersama forkopimda setempat.
”Kepada seluruh pihak terkait diimbau segera melaksanakan kegiatan penanggulangan kekeringan ekstrem ini,” kata Sekda Kolaka Timur Andi Muh Iqbal Tongasa, Senin (23/10).
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kolaka Timur Dewa Made Ratmawan menyebut kekeringan ekstrem terjadi sejak medio Agustus 2023.
”Berdasarkan laporan BMKG, hingga laporan kejadian bencana ini dibuat, akibat dari volume curah hujan berkategori rendah (0-50 mm/ bulan),” katanya.
Pihaknya mencatat untuk sektor perkebunan yang terdampak, yakni kebun masyarakat seluas 92 hektare.
Kemudian kekurangan air bersih sebanyak 663 kepala keluarga dengan spam kurang lebih empat kilometer pipa rusak.
Berikutnya, jumlah kelompok tani sawah yang terdampak, yakni 92 kelompok.
”Sedang jumlah warga yang kekurangan air bersih sebanyak 612 kepala keluarga,” imbuhnya. (ant)