BRInita Sukses Jadikan Kelurahan Padjajaran Bandung Jadi Percontohan Urban Farming

19 Februari 2024 05:46

GenPI.co Sultra - Pemandangan di Kelurahan Padjajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung semakin indah berkat daun-daun yang lebat dengan warna-warni yang beragam.

Terdapat beragam jenis tumbuhan yang dapat ditemukan di pemukiman padat penduduk tersebut, termasuk sayuran, buah-buahan seperti jeruk dan anggur, kopi, serta berbagai macam bunga. Yang menarik, perkebunan ini membentang sepanjang aliran sungai Cilimus dengan panjang mencapai 250 meter.

Rupanya, kegiatan pertanian di daerah tersebut sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Warga sekitar juga menamai area pertanian tersebut sebagai Buruan Sae, yang terdiri dari dua kata dalam bahasa Sunda yang artinya taman yang cantik.

BACA JUGA:  Kredit UMKM BRI Capai Rp1.068,7 triliun, Bukti Konkret Keberpihakan Ekonomi Kerakyatan

“Awalnya bangunan di atas sungai itu hanya pakai bambu dan tidak luas seperti sekarang.cTapi karena ada program Urban Farming bernama Buruan Sae dari walikota Bandung pada 2014, jadi warga mulai serius. Bangunannya diganti pakai yang lebih kuat dan ditambah luasnya," ungkap Wawasan Setiawan, Ketua Buruan Sae Kelurahan Padjajaran.

Keseriusan warga itu pun dibuktikan dengan mengganti dasar lahan perkebunan di atas sungai tersebut menggunakan baja ringan. Namun, pagar dan atapnya masih pakai bambu.

BACA JUGA:  Target BRI Penyaluran 20.000 Unit KPR FLPP di Tahun 2024, Ini Syaratnya!

Beberapa bagian ada yang dilapisi plastik tebal untuk melindungi tanaman. Berkat pembenahan tersebut, kini perkebunan di Padjajaran tersebut menjelma menjadi Agrowisata Urban Farming.

Di samping mendapatkan bibit dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bandung, tanaman yang dibudidayakan di sana berasal dari warga yang mencari bibit sendiri.

BACA JUGA:  Tawaran Rumah Murah, Program KPR Green Financing BRI Sambil Jaga Kelestarian Lingkungan

Daya tarik urban farming tersebut semakin besar, setelah warga sekitar juga mulai memperbanyak kegiatan edukasi dan membudidayakan ikan lele dan nila di tujuh kolam berukuran 1,5 meter.

Urban farming tersebut semakin diperluas tempatnya setelah mengikuti program BRI Peduli Bertani di Kota atau BRInita. Konsep bertani tersebut memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman atau urban farming.

Wawan mengaku jika hadirnya BRInita di Padjajaran tak lepas dari campur tangan sang lurah, yaitu Paridin. Menurut Wawan, lurah tersebut giat mencari berbagai bantuan dan dukungan. Paridin kemudian bekerja sama dengan BRI lewat BRInita untuk memperluas Buruan Sae Padjajaran agar urban farming tersebut terus berkembang dan dilestarikan.

Program BRInita juga mengenalkan metode tanam vertical garden, memberikan banyak pelatihan dan pendampingan, sehingga warga bisa semakin inovatif dalam mengolah hasil panen di Buruan Sae Padjajaran.

Dampaknya pun bisa dirasakan oleh warga sekitar. Warga di kelurahan Padjajaran tak lagi harus membeli bumbu dapur, seperti cabai, tomat dan bawang, karena bisa dipanen langsung dari Buruan Sae. Selain itu, warga juga dapat menikmati hasil panen dari sayuran dan buah-buahan segar setiap saat tanpa harus membeli.

Tak berhenti di situ, warga juga aktif mengolah hasil panen di Buruan Sae Padjajaran menjadi beragam produk UMKM, seperti produk Bunga Telang dan Kopi Pot.

Dari bunga telang saja bisa dihasilkan empat jenis produk, termasuk minuman segar. Begitu juga dengan produk kopinya, bahan baku yang digunakan juga biji kopi yang dipanen dari urban farming di Padjajaran tersebut.

Di samping, Minuman Segar Bunga Telang dan Kopi Pot, UMKM di Kelurahan Padjajaran kini punya produk andalan, yakni Wedang Jahe Merah yang bahan bakunya juga dipanen dari kebun urban farming di sana.

“Minuman herbal tersebut amat laku di pasaran, karena banyak peminatnya. Bahkan, dengan berjualan Wedang Jahe Merah secara online, pembelinya sudah cukup banyak dan konsisten. Dalam sekali produksi, kami mampu membuat wedang jahe merah dalam kemasan 20-25 botol kemasan 250ml. Mengingat bahan bakunya terbatas, kami menjualnya berdasarkan pesanan,” ungkap anggota Kelompok Wanita Padjajaran Lestari, Devi Setiawati.

Di kesempatan terpisah, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menambahkan bahwa BRI terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan menyalurkan program-program yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan. Program BRInita menjadi salah satu komitmen nyata BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota, dengan memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.

“Program ini tidak hanya dilakukan di satu titik saja, tetapi di 21 titik di seluruh Indonesia. Dengan bantuan infrastruktur yang kami berikan, harapannya program ini dapat terus berjalan secara kontinyu sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat,” tegas Catur. (*)

Redaktur: Anis Kurniawan

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co SULTRA