GenPI.co Sultra - Harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional di Kendari menembus harga Rp70 ribu perliter.
Harga tersebut tercatat sebagai kenaikan tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satu warga Kendari yang mengeluhkan harga minyak goreng adalah Kiki.
Wanita 34 tahun ini bahkan menyinggung ketidakwajaran harga minyak goreng di daerah penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.
”Ini sudah harga gila-gilaan dan sangat aneh sekali kok minyak goreng langka,” katanya.
Ibu rumah tangga itu menyebut jika kelangkaan terjadi sejak sepekan terakhir.
Kalaupun ada, pihak distributor yang menjual sangat terbatas.
”Jadi harus mengantre berjam-jam baru bisa mendapatkan satu hingga dua liter,” akunya.
Bahkan demi mendapatkan minyak goreng, warga di Kelurahan Wundudopi, Kecamatan Baruga harus menyetor KTP sehari sebelum menebus dua liter minyak goreng.
”Jadi di gudang distributor minyak goreng, warga harus menyetor KTP dan mengantre berjam-jam,” terangnya.
Menanggapi kelangkaan minyak goreng, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra Siti Saleha mengaku terus melakukan pengawasan dan pemantauan harga minyak goreng yang terus meroket.
”Jangan sampai ada distributor nakal yang menjual di atas HET dan menimbun sehingga menyebabkan harga naik dan langka,” imbaunya. (ant)