BRI Terapkan Strategi Komunikasi Berempati dan Kreatif

23 Maret 2022 19:00

GenPI.co Sultra - Komunikasi yang efektif harus diterapkan oleh perusahaan negara atau BUMN untuk menghasilkan economic value dan social value kepada seluruh pemangku kepentingan.

Maka dari itu, komunikasi perusahaan atau Corporate Communications perlu dilakukan dengan kreatif dan berempati demi merealisasikan tujuan tersebut.

Hal tersebut dituturkan Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto. Di mana, komunikasi perusahaan harus selalu update terhadap dinamika yang terjadi.

”Itu yang kami lakukan di BUMN sekarang. Baik korporat komunikasi maupun marketing komunikasi,” tuturnya dalam acara BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit (BCOMSS), Rabu (23/3).

Lanjut Aestika, pihaknya juga terus membuat sesuatu yang kreatif.

”Tentunya dengan rasa empati sehingga tetap on the track dan tepat tujuan,” sambungnya.

Aestika yang juga menjabat Ketua Forum Humas BUMN menjelaskan, dalam mengomunikasikan pesan tersebut perlu mengikuti alur yang ada dalam masyarakat atau media sosial.

”Dengan demikian, program dari tim komunikasi harus dapat selaras dengan tren yang sedang up-to-date,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, Corporate communications harus mampu menangani setiap permasalahan di berbagai kanal komunikasi, mislanya media sosial.

Tim komunikasi perusahaan harus mampu membaca, menangani, dan memonitoring semua informasi yang beredar terkait informasi perusahaan.

”Tindakan yang tepat dan terukur harus dilakukan dengan cepat. Kemudian eksekusinya juga harus mengikuti perkembangan teknologi dan tren yang ada,” ujarnya.

BRI misalnya, Bank BUMN tersebut diakui Aestika gencar melakukan kampanye untuk menyampaikan visi dan misi perseroan secara efektif.

Sebagai contoh, kampanye ’Memberi Makna Indonesia’, dilakukan secara soft sebagai employee proposition bank terbesar di tanah air tersebut.

”Ada pula yang berbentuk hard campaign misalnya ajakan ’Ayo kita pakai BRImo’,” terangnya.

Dia memaparkan, dari kedua hal tersebut yang terpenting harus selalu mengacu pada core business perseroan agar proses penyampaian nilai bisa terserap dengan baik.

”Persepsi masyarakat akan BUMN pun menjadi terarah karena berdasarkan fakta dan data dari pencapaian kinerja maupun yang sedang diproyeksikan,” paparnya.

Namun demikian, dirinya mengakui jika dalam proses penyampaian informasi kepada masyarakat, sebuah perseroan tetap menghadapi tantangan. Kabar bohong atau hoax menjadi hal yang tak terhindarkan.

”Kalau tidak benar, kita tunjukkan bahwa itu tidak benar. Jawabannya harus benar dan fokus dalam menjelaskan apa yang terjadi,” pungkasnya. (*)

Redaktur: Hanif Adi Prasetyo

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co SULTRA