GenPI.co Sultra - Tren kasus Covid-19 yang terus melandai membuka kesempatan bagi para pelaku industri kreatif untuk menggelar event berskala besar.
Salah satunya melalui hajatan Joyland Festival yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 25-27 Maret 2022.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menilai, hadirnya event Joyland Festival sebagai saluran untuk meningkatkan awareness masyarakat.
Utamanya terhadap keunikan para pelaku industri kreatif, khususnya di Pulau Dewata.
Gelaran Joyland festival ini sekaligus menjadi momentum untuk menunjukkan ragam keunikan pelaku industri kreatif di mata internasional.
Sebab, Pulau Bali akan menjadi destinasi puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menuturkan, BRI senantiasa berpartisipasi memboyong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaan untuk tampil di ajang tersebut.
Upaya BRI dalam memperkenalkan UMKM binaan itu sejalan dengan visi perusahaan untuk terus mengeskalasi fokus di sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
”Ini (Joyland Festival) merupakan kesempatan bagi kalangan UMKM dengan memaksimalkan penjualan produk-produk lokal,” tuturnya.
Di sisi lain, sambung dia, produk UMKM yang ditampilkan di festival ini bisa mendorong rasa cinta produk lokal oleh masyarakat.
”Di mana, diharapkan mampu mengakselerasi kebangkitan ekonomi nasional,” sambungnya.
Dia menyebut, sebanyak sepuluh pelaku UMKM binaan BRI terpilih yang memperoleh kesempatan emas untuk hadir di Joyland Festival tahun ini.
Kesepuluh pelaku usaha ini bergerak di sektor bisnis Food and beverage (F&B) serta Craft and Home Décor yang tentu dapat menarik perhatian para pengunjung.
Salah satu pelaku usaha yang terpilih yaitu I Putu Sudi Adnyani, seorang pemilik usaha aksesoris emas dan perak ’Bali Silver’.
Menurut Adnyani, Joyland Festival menjadi angin segar bagi usahanya karena hal tersebut merupakan pameran pertama yang dihadirinya dalam dua tahun terakhir.
Dirinya mengaku sangat senang bisa berkesempatan untuk hadir kembali dalam pameran ini.
”Di pameran ini juga banyak didatangi oleh berbagai kalangan, dari kalangan atas sampai anak muda. Jadi, semoga produk kami dapat semakin dikenal luas di dalam negeri,” terang Adnyani.
Dalam kesempatan tersebut Adnyani berbagi pengalaman dalam kemudahan bertransaksi menggunakan metode Quick Response Indonesia Standard (QRIS).
”Dengan QRIS, waktu transaksi bagi pengunjung menjadi lebih singkat dan praktis,” terangnya.
Tak heran, QRIS BRI menjadi andalan bagi pelaku UMKM seperti dirinya. Proses transaksi menjadi cepat, praktis, dan efisien.
”Utamanya di saat-saat jumlah pengunjung sedang banyak seperti saat festival kemarin,” ujarnya.
Diketahui, metode pembayaran QRIS telah tersedia melalui financial super app BRI, yakni BRImo.
Hingga akhir tahun 2021, tercatat ada 15 juta merchant yang telah menggunakan QRIS BRI.
Transaksi di BRImo, termasuk yang menggunakan QRIS juga tumbuh 66,24 persen year on year (yoy) menjadi 1,27 miliar transaksi.
Nominal yang dicapai hingga Rp3,17 triliun atau tumbuh 119,26 persen yoy. (*)