Kisah Mualaf: Meski Berpisah, Aku Tetap Teguh pada Islam

05 April 2022 14:00

GenPI.co Sultra - Perkenalkan, namaku adalah Siti Aisyah. Aku tinggal di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Aku merupakan seorang mahasiswi yang berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Kendari.

Usiaku masih sangat muda, yaitu 21 tahun. Meskipun muda, aku sudah menikah, tetapi gagal.

Satu tahun yang lalu, aku memutuskan menikah dengan dambaan hati yang merupakan seorang laki-laki muslim taat.

Menikah dengannya membuatku bertekad memutuskan untuk memeluk Islam. Akhirnya kami hidup dalam satu iman.

Seiring berjalan waktu, rumah tangga kami yang seharusnya harmonis menemui keretakan.

Pernikahan kami kandas di tengah jalan. Mungkin sudah takdir. Sudah digariskan Allah.

Aku hingga detik ini tidak habis mengucap syukur. Aku menjadi mualaf karena bertemu dengan suamiku dulu.

Tetapi ketika dia pergi jauh, aku tetap bisa memegang teguh kayakinanku sampai detik ini.

Aku juga sangat bersyukur karena orang tuaku selalu mendukung apapun pilihanku.

Mereka bilang, perbedaan keyakinan bukan suatu alasan anak dan orang tua memutuskan hubungan kekeluargaan.

Kalimat itulah yang hingga sekarang menjadi kekuatanku untuk tetap pada pendirianku.

Aku tidak pernah merasa sendiri karena aku percaya Allah selalu menghadiahkan aku berbagai kenikmatan.

Misalnya dari lingkunganku, teman-teman yang mayoritas muslim membuatku lebih jauh mengetahui lebih dalam tentang Islam.

Selain itu, aku juga merasa nyaman saat berada di dekat mereka.

Aku berharap bisa lebih banyak belajar dan mendekatkan diri kepada Allah.

Semoga aku juga bisa mendapatkan pasangan yang lebih baik yang nantinya bisa menuntunku ke surga, Aamiin.

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co SULTRA