Pemuda Maluku Suguhkan Atraksi Bambu Gila di Sultra

09 April 2022 06:00

GenPI.co Sultra - Pagelaran seni tradisional Bambu Gila khas Maluku digelar di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Permainan rakyat Maluku itu digelar dalam rangka memperingati hari perlawanan pahlawan nasional Kapitan Pattimura dalam melawan penjajah.

Kesenian adat yang menjadi kekayaan nusantara itu diadakan Kerukunan Masyarakat Indonesia Maluku (KMIM) yang berada di Kendari.

Ketua KMIM Yansen Sirtolang mengatakan, pagelaran seni Bambu Gila semata-mata hanya untuk memperingati perjuangan Kapitan Pattimura ke-205 yang jatuh pada tanggal 15 Mei 2022.

”Peringatan wafatnya Kapitan Pattimura sebagai momentum untuk melecut semangat pemuda Maluku,” kata Yansen, Jumat (8/4).

Perjuangan Thomas Matulessy yang dijuluki Kapitan Pattimura harus menjadi momentum menggelorakan perjuangan generasi muda Maluku.

”Generasi muda dan seluruh masyarakat Maluku harus termotivasi untuk terus berjuang dan maju serta berdaya saing demi kemajuan negeri tercinta,” ujar Yansen.

Perjuangan Kapitan Pattimura merupakan peristiwa penting serta menjadi catatan sejarah yang harus selalu dikenang dan disebarluaskan kepada generasi muda.

Maka dari itu, semangat perjuangan Kapitan Pattimura mampu menggugah hati dan tekad warga Maluku, tidak terkecuali yang berada di Sultra.

”Utamanya untuk memperkokoh dan meningkatkan rasa persatuan, kebersamaan dan kerukunan dimana pun berada,” ungkapnya.

Yansen menjelaskan, pada kegiatan nanti akan ada tradisi bakar obor, lari obor dan masuk kintal.

Termasuk pagelaran budaya Maluku, seperti Tarian Bambu Gila, Cakalele, Tari Lenso dan Toki Gaba Gaba

”Perayaan ini ditandai dengan obor yang menurut orang tua-tua berfungsi untuk membakar semangat perjuangan Pattimura,” jelasnya.

Diketahui pada 14 Mei 1817, Thomas Matulessy yang diberi gelar Kapitan Pattimura melakukan musyawarah besar di Gunung Saniri di Negeri Tuhaha.

Thomas Matulessy menggelar rapat dengan semua kapitan dari Pulau Ambon, Seram, Saparua, Haruku dan Nusalaut, untuk menyusun strategi mengusir Belanda dari Maluku.

Oleh sebab itu, setiap tanggal 14 Mei dilakukan proses pembakaran obor Pattimura di Gunung Saniri.

Upacara tersebut merekonstruksi bagaimana seorang Kapitan Pattimura sebelum melakukan perlawanan dengan pihak Belanda.

Kemudian melakukan upacara adat untuk meminta restu dari Tuhan dan para leluhur di dalam menyatukan hati dan menggelorakan keberanian. (ant)

Redaktur: Hanif Adi Prasetyo

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co SULTRA