Menyusuri Gua Liangkabori, Saksi Bisu Masyarakat Muna Purba

18 Mei 2022 16:00

GenPI.co Sultra - Kabupaten Muna di Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki gua purba, yaitu Gua Liangkobori yang diklaim merupakan peninggalan peradaban prasejarah.

Destinasi wisata sejarah ini berada di Desa Liangkobori, Kecamatan Lohia, Muna, Sultra.

Banyak keseruan yang akan Anda temukan di sini. Selain lukisan purba, Anda akan dimanjakan dengan bentang alam yang indah.

BACA JUGA:  Dispar Sultra Prioritas Kembangkan 7 Destinasi Wisata Indah

Perbukitan karst tampak gagah di kiri dan kanan menuju Gua Liangkobori.

Anda juga akan disambut sejumlah pondok tani di ujung bukit dengan ladang jagung di bawahnya.

BACA JUGA:  Gua Sugi Patani, Bukti Cikal Bakal Layang-Layang Pertama di Dunia

Kawasan situs prasejarah ini dilengkapi dengan beberapa gazebo menarik dan replika rumah adat yang dihubungkan oleh jalan setapak.

Diketahui, Gua Liangkobori dan Metanduno merupakan gua yang paling sering dikunjungi wisatawan dibanding puluhan gua lainnya.

BACA JUGA:  Kaghati Kolope, Layangan Tertua Dunia di Museum Bharugano Wuna

Saat memasuki mulut gua, Anda akan merasakan sensasi berbeda dengan rongga besar berketinggian sekitar empat meter dan lebat 20 meter.

Ornamen gua berupa stalaktit dan stalakmit membentuk ruang gua yang sangat unik.

Tetesan air alami merembes di bebatuan berlumut hijau. Kawanan kelelawar menggelantung di langit-langit gua.

Dikutip dari situs Dispar Sultra, Rabu (18/5), setidaknya ada 222 buah gambar di Gua Kobori.

Dari ratusan jumlah tersebut, 130 di antaranya menggambarkan aktivitas masyarakat Muna zaman purba.

Mulai gambar bercocok tanam, beternak, berburu, dan berperang.

Ada juga gambar matahari, pohon kelapa, gajah, burung, lipan, kuda, rusa, kura-kura, dan jenis binatang lainnya.

Salah satu yang telah mendunia adalah Gua Sugi Patani yang berada di tebung berketinggian 30 meter.

Dalam gua ini, terdapat lukisan layang-layang purba atau dalam bahasa lokal disebut Kaghati Kolope.

Peneliti asal Jerman Wolfgang Bieck menyebut, lukisan layang-layang di Muna tersebut telah ada sejak periode Mesolitikum atau sekitar 9 ribu hingga 9.500 tahun sebelum masehi. (*)

Redaktur: Hanif Adi Prasetyo

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co SULTRA