GenPI.co Sultra - Kabupaten Muna menyimpan banyak jejak sejarah yang cukup menarik untuk ditelusuri. Salah satunya adalah Museum Bharugano Wuna.
Museum Bharugano Wuna menyimpan peninggalan sejarah, seperti pernak-pernik yang menggambarkan masa peradaban di Pulau Muna.
Dikutip dari situs Dispar Sultra, Rabu (6/4), wisata sejarah ini terletak di ibu kota kabupaten, yaitu Raha. Tepatnya di Jalan By Pass, Kelurahan Wamponiki, Kecamatan Katobu.
Museum ini sebelumnya bernama Rumah Adat Muna. Namun sejak diresmikannya pada 14 Mei 2018 berganti nama menjadi Museum Bharugano Wuna.
Jarak tempuh dari Pelabuhan Nusantara Kota Raha cukup dekat, yaitu hanya sekitar lima menit saja.
Selain wisatawan lokal, pelancong dari mancanegara juga banyak yang tertarik mengunjungi museum ini.
Mulai dari turis Tunisia, Jerman, Prancis, Inggris, Belanda, Papua Nugini, hingga Inggris.
Koleksi benda yang dimiliki Museum Bharugano Wuna lebih kurang ada 600 item. Mulai dari barang asli hingga replika.
Benda-benda tersebut menggambarkan jejak peradaban sejak masa prasejarah hingga kerajaan Muna.
Koleksi yang ada saat ini diketahui berasal dari sumbangan sukarela masyarakat, maupun hasil inventarisasi dari pihak pengelola museum.
Salah satu situs sejarah yang paling terkenal adalah layang-layang. Layang-Layang Kaghati Kolope merupakan salah satu warisan layang-layang tertua di dunia.
Selain itu, di museum ini juga terdapat; alat masak, dokumen kuno, perlengkapan kerajaan, senjata, perhiasan, pakaian adat, alat musik, hasil kerajinan tangan, dan sebagainya.
Guna menjaga dan melestarikan benda bersejarah yang ada di museum ini, pemerintah daerah setempat berkomitmen menjadikan kawasan ini sebagai pusat pengembangan dan pelestarian kebudayaan Muna.
Jika Anda tertarik belajar sejarah, pemandu musem akan membantu menjelaskan tentang seluk-beluk sejarah yang ada dibalik benda-benda yang dipamerkan. (*)