GenPI.co Sultra - Memiliki sahabat rasanya sangat penting dalam kehidupan. Namun, bolehkah Anda yang berstatus sudah menikah memiliki teman dekat lawan jenis?
Teman dekat memainkan peran penting dalam kehidupan. Anda bisa meluapkan emosi, curhat, humor, dan melakukan beberapa kegiatan yang positif bersamanya.
Namun, seorang pakar kesehatan mental asal Brisbane mengatakan, pertemanan antarlawan jenis berisiko menjadi rumit bahkan berbahaya.
Pertemanan lintas gender disebutnya bisa menciptakan hubungan yang lebih dari sekadar teman, lho.
Apalagi untuk teman yang sudah dapat memenuhi segala harapan dan hasrat soal hubungan romantis.
Secara psikologis, otak menghasilkan hormon oksitosin saat Anda berada di dekat orang yang mampu membuat nyaman.
Keakraban yang terjalin antara Anda dan teman dekat bisa memperdalam keitiman, sehingga berpotensi meningkatkan perasaan romantis.
Dengan alasan silaturahmi, hubungan Anda dan si teman lawan jenis akan terus terjalin.
Agar tidak sampai menimbulkan praduga dan demi menjaga komitmen Anda dan pasangan, berikut tiga aturan berteman dengan lawan jenis:
1. Transparan pada pasangan
Sebelum menikah, Anda bisa mengajak pasangan untuk bertukar cerita tentang circle pertemanan dengan lawan jenis.
Berbagi cerita pengalaman pertemanan dan berdiskusi bisa menjadi solusi untuk mengambil keputusan.
2. Batasan dalam berteman
Anda dan pasangan bisa membuat batasan dalam berkomunikasi atau bermain dengan teman lawan jenis.
Tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga di media sosial, ya.
Apabila teman dekat atau teman lawan jenis Anda meminta bertemu, mintalah izin pada pasangan.
Jika perlu ajak pasangan dan teman-teman Anda yang lain.
3. Hindari curhat tentang rumah tangga
Terkadang kita membutuhkan teman dekat untuk berbagi cerita atau curhat.
Namun, curhat tentang rumah tangga atau sikap buruk pasangan kepada lawan jenis sebaiknya dihindari saja.
Selain tidak tepat dan tak etis, mengumbar aib pasangan, hal ini justru semakin memperparah keadaan. (hellosehat)