GenPI.co Sultra - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mempunyai alasan kuat untuk merealisasikan visi ’Champion of Financial Inclusion’ pada 2025.
BRI menyadari bahwa hal tersebut mampu mendorong pemerataan kemakmuran bagi bangsa Indonesia.
Direktur Utama BRI Sunarso menuturkan, inklusi keuangan yang banyak melibatkan kontribusi dari berbagai pelaku usaha disebut inclusivity.
Lanjut dia, kondisi tersebut akan lebih baik dibanding hanya berfokus pada pelaku usaha tertentu, seperti pelaku usaha besar atau korporasi.
”Maka penting untuk kita menggerakkan ataupun mencapai promoting prosperity itu melalui inclusivity, dengan melibatkan banyak pelaku usaha,” tuturnya di sela-sela acara World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss.
Sunarso menyebut, visi BRI itu sejalan dengan visi pemerintah yang mencanangkan tingkat inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024.
Sambung dia, pihaknya harus membuat gerakan tersistematis dalam organisasi.
”Kemudian orang-orangnya kita berikan target bahwa kamu harus mendidik sekian orang dan lain-lain. Itu bagian daripada upaya kita meningkatkan financial literasi index,” sebutnya.
Guna mewujudkan hal tersebut, BRI memiliki tiga strategi utama, yaitu mengembangkan Agen BRILink menjadi 600 ribu hingga akhir 2022.
Kedua, BRI akan mengembangkan digital advisor atau penyuluh digital. Di mana, penyuluh menjadi salah satu ujung tombak keberhasilan digitalisasi BRI.
Ketiga, BRI konsisten mengembangkan ekosistem bisnis secara digital untuk menjamin keberlanjutan dari proses keuangan digital di masa depan.
”Seperti BRImo yang merupakan super apps keuangan digital BRI dengan lebih dari seratus fitur yang siap melayani berbagai kebutuhan nasabah,” ucapnya.
Sunarso menegaskan, inclusivity dapat mendorong kondisi ekonomi yang lebih Tangguh karena tantangan ekonomi di masa mendatang akan lebih besar.
”Oleh karena itu, kontribusi aktif BRI dalam pencapaian inklusi keuangan di Indonesia akan semakin memastikan keberlanjutan bisnis BRI ke depan,” tegas dia, optimis. (*)