Makin Moncer, BRI Sukses Raih Laba Rp 39,31 Triliun

01 Desember 2022 22:52

GenPI.co Sultra - PT Bank Rakyat Indonesia alias BRI (Persero) Tbk berhasil membukukan laba Rp 39,31 triliun secara year on year (yoy) pada kuartal ketga 2022.

Angka itu naik tripel digit 106,14 persen. BRI pun terus berkontribusi mendukung pemerintah menggerakkan perekonomian.

Caranya ialah dengan dividen dan pajak. BRI sellau menciptakan social & economic values secara beriringan.

BACA JUGA:  Talenta Muda Kembangkan Kompetensi via BRILiaN Young Leader Indonesia

Oleh karena itu, laba dari kinerja keuangan perseroan nantinya akan kembali kepada rakyat.

Caranya ialah melalui setoran dividen dan pajak ke negara yang pada akhirnya Kembali ke rakyat.

BACA JUGA:  BRI dan Bio Farma Sediakan Fasilitas Business Card di Medbiz

“Karena BRI adalah banknya rakyat, labanya berapa pun juga mudah-mudahan bisa dikembalikan kepada rakyat,” kata Direktur Utama BRI Sunarso.

Dia mencontohkan tahun lalu laba BRI mencapai Rp 32,4 triliun dan dikembalikan kepada negara dalam bentuk dividen Rp 14,05 triliun, BRI sendiri membayar pajak Rp 12,5 triliun.

BACA JUGA:  Volume Transaksi BRImo Tembus Rp 2 Ribu Triliun

Secara keseluruhan, total kontribusi BRI kepada negara berdasarkan laba rugi tahun lalu sebesar Rp 26,5 triliun.

“Nanti oleh pemerintah dikelola masuk APBN dan kemudian kembali lagi menjadi berbagai program ke masyarakat, dan kembali kepada rakyat,” kata Sunarso.

BRI memiliki komitmen yang kuat dalam pengalokasian rasio dividen (Dividen Payout Ratio). Sejak tahun buku 2015, BRI tercatat membagikan rasio dividen 40% hingga mencapai 85%.

BRI berupaya memantik pemulihan ekonomi melalui rasio dividen sebesar 85% pada 2021. Pembayaran dividen tersebut naik signifikan dibandingkan dengan tahun buku 2020, yakni 65%.

BRI membuka kemungkinan untuk mengoptimalkan dividen payout ratio dalam 3-5 tahun ke depan.

Dengan kondisi permodalan saat ini dan prospek kinerja bertumbuh, BRI masih memiliki potensi untuk memberikan dividen payout ratio di atas 70%.

Sunarso menyebut BRI akan terus fokus menciptakan pertumbuhan berkelanjutan. Di samping itu, bank dengan jaringan terluas di Indonesia ini juga berkomitmen untuk terus menumbuhkembangkan UMKM melalui strategi go shorter, go faster, & go smaller.

“Karena kinerja sangat bagus, maka tantangannya adalah bagaimana menjaga sustainability daripada pertumbuhan yang baik ini. Maka syarat untuk bisa tumbuh secara sustainable menurut saya ada 4,” ungkapnya.

Pertama adalah ada kejelasan sumber pertumbuhan baru melalui Holding Ultra Mikro.

Kedua, BRI harus memiliki kecukupan modal. Saat ini perseroan memiliki kecukupan modal yang sangat baik, dimana Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI mencapai 24%.

Persentase tersebut sangat kuat mengingat untuk mencapai minimum requirement yang comply dengan Basel III hanya dibutuhkan 17,5%. “Bisa disimpulkan bahwa modal kami cukup untuk tumbuh beberapa tahun ke depan mungkin 3-4 tahun ke depan,” ujar Sunarso.

Ketiga, BRI harus memiliki kecukupan likuiditas. Adapun Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI baru 88,92%.

Oleh sebab itu perseroan berkomitmen terus mendorong pertumbuhan kredit supaya LDR mencapai level optimal di sekitar 90%-92%.

Terakhir, adalah kualitas dari pertumbuhan itu sendiri.

BRI terus berupaya kuat mengelola Non-Performing Loan (NPL) dan Cost of Credit agar terjaga dengan baik. NPL BRI hingga kuartal III/2022 sebesar 3,09% menurun dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,27%.

“Cost of credit kami sekarang sudah turun dari 3% ke level 2,88%. Saya kira ini akan bagus kalau kami turunkan kembali sehingga cost of credit menjadi sangat baik,” pungkasnya. (*)

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co SULTRA