GenPI.co Sultra - Sektor pertambangan menjadi penyumbang nilai devisa ekspor terbesar di Sulawesi Tenggara sejak 2022 hingga Februari 2023.
Hal itu disampaikan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Kendari.
Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Kepabeanan Cukai dan Dukungan Teknis KPPBC Kendari Fardi Saleh mengatakan, pertambangan mendominasi nilai devisa ekspor.
”Dua komoditas utama sektor pertambangan adalah feronikel dan stainless steel,” katanya, Senin (28/2).
Terang dia, dua komoditas tersebut merupakan hasil pertambangan dari Kabupaten Konawe.
”Dua komoditas tersebut hasil pertambangan di Morosi, Kabupaten Konawe oleh dua perusahaan di sana,” terangnya.
Selain itu, hasil tangkapan nelayan yang masuk ke perusahaan pengekspor ikan dan hasil laut lainnya juga menjadi penyumbang nilai devisa ekspor.
”Sektor perikanan juga menjadi salah satu penyumbang,” ungkapnya.
Fardi menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk memajukan komoditas lainnya agar bisa ikut menyumbang nilai devisa ekspor.
”Khususnya para pelaku UMKM di Sultra agar bisa melakukan ekspor juga,” ucapnya. (ant)