GenPI.co Sultra - Pengamat politik Ari Junaedi mengatakan Nur Alam sudah mengeluarkan berbagai program bermanfaat selama menjadi gubernur Sultra pada 2008-2018.
Menurut Ari, masyarakat Sultra merasakan program infrastruktur, kesehatan, dan Pendidikan yang dijalankan Nur Alam.
Ari mengatakan hal itu saat menjadi moderator peluncuran dan pembedahan buku Nur Alam Gubernur Yang Dipenjarakan Dipaksa Salah, Divonis Kalah yang ditulis Naeema Herawati.
"Meski Nur Alam berhasil melakukan terobosan besar untuk Sultra, jika berbenturan dengan kelindan kartel dan kepentingan mafia jahat, jangan harap keadilan bisa tegak," kata Ari di salah satu hotel di Kendari, Senin (7/3).
Menurut Ari, Nur Alam adalah putra bangsa yang dipaksa kalah dengan divonis salah.
"Setidaknya kasusnya menjadi pandora bahwa harga keadilan di negeri ini masih bertarif dan rapuh oleh lembabnya kekuasaan," tutur Ari.
Ahli Hukum Tata Negara Margarito Kamis juga menilai kasus yang menjerat Nur Alam sangat janggal dalam kacamata hukum.
Menurut Margarito, dunia peradilan Indonesia sangat berpihak dan tidak imbang dari kekuasaan.
“Keadilan bisa dipermainkan, tergantung dari pesanan oknum yang menginginkan," ucap Margarito.
Sebelumnya, Nur Alam divonis sebagai tersangka pada 23 Agustus 2016 silam atas tuduhan kasus pemberian izin usaha pertambangan (IUP) PT. Anugerah Karisma Barakah di Kabupaten Buton dan Bombana.
Pria kelahiran 9 Juli 1967 itu telah menempuh berbagai upaya hukum untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah, mulai praperadilan banding, kasasi, hingga peninjauan kembali (PK).
Namun, Nur Alam tetap dijatuhi hukuman penjara 12 tahun di Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung. (*)