GenPI.co Sultra - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengapresiasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang terus meningkatkan inklusi keuangan.
Hal ini selaras dengan isu prioritas yang diusung Presidensi G20 tahun ini untuk mempercepat peningkatan inklusi keuangan.
BRI melakukannya melalui layanan keuangan di daerah-daerah terdepan, terpencil, tertinggal (3T).
Layanan keuangan andalan BRI bertujuan menjangkau masyarakat diimplementasikan melalui AgenBRILink yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain itu, BRI bersama dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang tergabung dalam Holding Ultra Mikro (UMi) juga terus mengakselerasi produk dan layanan melalui co-location Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM).
Pada Jumat (10/2), Kartika didampingi Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto datang langsung mengunjungi salah satu AgenBRILink dan co-Location SenyuM di Unit Sengkol, Lombok.
Kartika mengatakan, hadirnya co-location SenyuM menambah kelengkapan produk dan layanan keuangan BRI.
Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024.
“BRI memiliki peran besar dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia,” kata Kartika.
Dia juga mengapresiasi sumbangsih BRI sebagai bank terbesar di Indonesia.
“Sumbangsih BRI dibuktikan oleh kinerja perseroan yang terus fokus meningkatkan pembiayaan ke segmen UMKM hingga mencapai 85 persen pada 2025. Ini kontribusi yang tinggi,” ujarnya.
Melalui kehadiran co-Location SenyuM, masyarakat bisa mengakses berbagai pembiayaan.
Misalnya, kredit usaha rakyat (KUR), Tabungan BRI Simpedes UMi, Pinjaman Gadai dan Tabungan Emas, serta layanan back office untuk mendukung kebutuhan transaksi anggota kelompok PNM Mekaar.
Sementara itu, Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto menjelaskan upaya tersebut didorong oleh peran Mantri BRI yang bertugas sebagai penyuluh digital.
“Mereka menjadi tenaga pemasar mikro yang terjun ke masyarakat memberikan edukasi dan literasi keuangan,” jelasnya.
Persebaran Mantri BRI saat ini pun sudah mencapai lebih dari 69.741 desa di seluruh Indonesia. Jumlahnya mencapai 31 ribu orang.
Adapun sebanyak 65,5 persen atau sekitar Rp 617,8 triliun dari total portofolio penyaluran kredit BRI juga telah menerapkan prinsip ESG. Jumlah tersebut meningkat kurang lebih 12,2 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan 2020 yang mencapai sebesar Rp 550,4 triliun.
SenyuM adalah Sentra Layanan Ultra Mikro, kantor satu atap antara BRI-Pegadaian-PNM yang memudahkan nasabah dari ketiga perusahaan untuk dapat melakukan transaksi sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Perbedaan utama layanan Co-location SenyuM dibandingkan dengan kantor BRI Unit biasa, yakni nasabah Pegadaian dan PNM dapat bertransaksi sekaligus menabung di kantor yang sama.
Begitu juga sebaliknya. Nasabah BRI yang ingin melakukan gadai atau membuka tabungan emas bisa dilakukan melalui di co-location SenyuM.
Untuk kantor Wilayah (Kanwil) Denpasar saat ini memiliki tujuh kantor unit SenyuM dan akan terus ditambah.
Setelah Holding UMi resmi terbentuk, perseroan juga terus mengakselerasi jumlah co-Location SenyuM.
Saat ini, jumlahnya mencapai 420 unit yang tersebar di seluruh Indonesia dengan omzet gadai dan cicil emas mencapai Rp 20,1 miliar. (*)