GenPI.co Sultra - Petani kelapa di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluhkan harga kopra yang terjun bebas hingga separuh lebih.
Harga ditingkat petani, kopra per kilogram dijual dari Rp11 ribu menjadi Rp5 ribu.
Artinya, usaha pengolahan yang dilakukan tidak sebanding dengan harga kopra.
”Wajar petani mengeluh kalau harga hanya kisaran Rp5 ribu per kilogram,” kata petani La Burhani, Rabu (1/6).
Bagaimana tidak, proses pengolahan diakui cukup panjang dan menantang.
Petani memproses buah kelapa menjadi kopra melalui dua cara, yakni pengasapan dan dijemur.
Jika curah hujan tinggi, petani biasanya memilih untuk mengasapi kelapa menjadi kopra.
’Tidak ada perbedaan harga yang mencolok antara kopra pengasapan dan penjemuran,” ujar petani Asep.
Sementara itu, pedagang kopra Albert, 53, menyebut jika pembelian kopra di tingkat petani maupun pengepul di sentra produksi mengikuti harga ekspor.
”Fluktuasi harga komoditi pertanian, seperti; kopra, mete, kakao, merica dan lain lain sangat dipengaruhi perkembangan harga global,” sebutnya.
Albert berharap, petani tetap berkomitmen merawat tanaman kelapa karena dalam situasi apa pun selalu menyambung hidup.
”Kelapa tidak hanya bernilai ekonomi setelah diolah menjadi kopra tetapi petani dapat menjual kelapa muda,” pungkasnya. (ant/jpnn)