GenPI.co Sultra - Mahasiswa Sulawesi Tenggara atau Sultra merespons dugaan pelanggaran perusahaan tambang besar di Indonesia yang merugikan penduduk lokal.
Massa yang mengatasnamakan Solidaritas Mahasiswa Sultra menentang PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
PT AMNT itu disebut-sebut merupakan perusahaan tambang terbesar setelah Freeport yang beroperasi di Kabupaten Sumbawa Barat.
Mereka menggelar aksi demonstrasi di depan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari pada Rabu, (28/12).
”Kami mendukung dan mendeklarasikan bahwa masyarakat serta mahasiswa Sumbawa Barat tidak berjuang sendirian,” tegas humas aksi, Mukmin.
Mukmin menyebut, seharusnya warga di Sumbawa Barat tidak memperoleh manfaat dan kesejahteraan dari aktivitas tambang yang dilakukan PT AMNT.
”Ada persoalan CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) Rp120 miliar yang tidak tahu arahnya,” sebutnya.
Belum lagi dugaan pelanggaran berupa pembuangan limbah merkuri 14 ton per hari yang menjadi persoalan lingkungan serius.
”Nelayan kesulitan mencari ikan sampai berlayar lebih jauh ke Samudera Australia,” ucapnya.
Diketahui, warga lokal Sumbawa Barat sudah melakukan perlawanan sejak 2018.
Terbaru, mereka getol melakukan aksi dengan mendirikan posko mogok makan di kantor Komnas HAM, Jakarta. (tan/JPNN)