“Hal ini salah satunya karena pembatasan mobilitas telah dicabut, menurut kami agenda utama BBRI adalah pertumbuhan pinjaman pada tahun 2023. Manajemen BRI pun sering menyatakan akan memperkuat Kupedes atau pinjaman komersial ketika ekonomi mulai pulih pasca pandemi. Ini akan meningkatkan imbal hasil pinjaman,” ujarnya.
Pertumbuhan kredit BRI tahun ini pun diperkirakan akan berada pada kisaran 10%-12%.
Menurut Handiman, Mirae Aset Sekuritas memproyeksikan untuk CoC berada dikisaran 2,5%, sedangkan manajemen BRI menargetkan CoC akan berada di kisaran 2,2%-2,4%.
BACA JUGA: Bersihkan Sampah demi Lingkungan, BRI Sasar Pasar Kesesi Pekalongan
Optimisme senada dengan yang diungkapkan oleh Head of Equity Investment Berdikari Manajemen Investasi Agung Ramadoni. Hal itu tak terlepas dari efisiensi yang mampu dilakukan perseroan.
“Faktor pendukung utama kinerja BBRI di antaranya lower credit cost, non-interest income, dan usaha untuk efisiensi secara internal,” ujarnya terpisah.
BACA JUGA: Geber Transformasi Digital, BRI Laba Rp 51,4 Triliun
Upaya untuk efisiensi, kata dia, dapat dilihat hasilnya dari membaiknya kualitas aset.
Agung pun menyoroti fee based income (FBI) yang meningkat seiring dengan mulai berangsur normalnya aktivitas perekonomian setelah pandemi.
BACA JUGA: BRI Masuk Sustainability Yearbook Member dari S&P Global
FBI yang dicatatkan BRI, menurut Agung, menghasilkan sumbangsih yang signifikan terhadap kinerja BBRI.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News