Platform tersebut didukung BRISPOT yang menjadikan proses pengajuan kredit menjadi lebih cepat dan Sistem Pengelolaan Pipeline Penjualan Pegadaian (SELENA) yang terdigitalisasi.
“Pegadaian Unit Busalangga merupakan salah satu outlet dengan kinerja terbaik dan Non Performing Loan rendah. Terdapat peningkatan dari sisi outstanding dan jumlah nasabah melalui sinergi Holding UMi ini. Dari sisi BRI, BRI Unit juga mendapatkan manfaat dari pembukaan rekening oleh nasabah Pegadaian, sehingga kedua entitas saling mendapatkan manfaat,” ujar Supari.
Hadir bersama Supari, Profesor Jay K. Rosengard yang merupakan Adjunct Lecturer di Kebijakan Publik Harvard Kennedy School mengungkapkan BRI telah berhasil membangun ekosistem community banking.
BACA JUGA: BRI Antarkan UMKM Naik Kelas Berbasis Ekonomi Kerakyatan
Professor Jay bahkan menyatakan BRI punya peranan besar dalam mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia.
Ia menyebutkan salah satu contohnya, bank dengan jaringan terluas di Indonesia ini sekaligus menghadirkan layanan yang dekat dengan masyarakat melalui branchless banking AgenBRILink.
BACA JUGA: Dirut BRI Sunarso Bongkar 4 Skenario Hadapi Tantangan Ekonomi
Pemberdayaan ini salah satunya dapat dilihat dari kehadiran Elia, mitra AgenBRILink di Kupang.
Sejak bergabung 4 tahun lalu, ia menyebut bahwa kini masyarakat sekitar tidak perlu lagi menempuh perjalanan selama 30 menit ke branch unit terdekat.
BACA JUGA: BRI dan PLN Resmikan SPKLU, Wujud Akselerasi Kurangi Emisi Karbon
Beragam layanan perbankan di AgenBRILink, kata Elia, bisa dipenuhi kapan saja hanya dengan mendatangi warung kelontong miliknya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News